SELAMAT DATANG SAHABAT PRUDENTIAL - SALAM HANGAT UNTUK ANDA DAN KELUARGA - DAPATKAN INFORMASI LEBIH DARI KAMI - SELALU ADA DIMANAPUN ANDA BERADA UNTUK MEMBANTU MERENCANAKAN KEUANGAN MASA DEPAN DENGAN KEPASTIAN

AGENT PRUDENTIAL SYARIAH

"INFORMASI DETAIL : +6283851753352 CALL/WHATSAPP/TELEGRAM"

Apakah Anda Termasuk Yang Tidak Suka Dihubungi Agent Asuransi?

print this page
send email
Gue senang berinteraksi sambil belajar sama orang-orang canggih, salah satu yang lumayan sering interaksi adalah sama ex-CEO di kantor lama gw, im a big fan of him, karena pengalaman beliau di industri yang sama dengan gue ini bisa dibilang hampir gak mungkin bisa gue samain (positif...positif... hehehe). Beliau kerap menceritakan pengalaman beliau di negara-negara yang sempat beliau singgahi untuk bekerja, dan kecintaan beliau sama Indonesia, kerap membandingkan dimanapun beliau bekerja, dengan pengalaman bekerja di Indonesia.
Sampailah topik saat beliau menceritakan pengalaman beliau di Taiwan, beliau bilang sulit menjual asuransi di Taiwan, sales tahunan tipis-tipis growthnya, kalau bisa double digit persentasenya berarti ada "kelainan", hehe. Lah, gue pikir enakan disana jualan asuransi ketimbang disini, Iya, kata beliau, di Taiwan, orang asuransi nyari nasabah yang mau membeli polis ke empat atau ke limanya, dang!, ya iyalaahhh... disini boro-boro mikirin polis ke 4 atau ke 5, nyari orang yang punya polis asuransi aja susah!, jadi intinya pembicaraan itu adalah, jual asuransi di taiwan dan di Indonesia sama-sama susah, tapi jelas susahnya lebih keren di Taiwan! :D
Salah satu ujung tombak penjualan asuransi adalah agen asuransi, dikarenakan orang Indonesia yang belum banyak yang melek finansial, maka peran agen asuransi ini sangat vital untuk "memperkenalkan" asuransi kepada masyarakat, namun hal yang membatasi perkembangan industri asuransi di Indonesia kadang dipengaruhi juga stigma, atau pandangan-pandangan miring masyarakat terhadap agen asuransi, berikut beberapa stigma yang gue sering dapetin dan bagaimana seharusnya kita menyikapinya.
1. Duit yang gue bayarin, dipake buat bayar komisi dan jalan-jalan agen ke luar negeri.
Benar, setiap penjualan produk asuransi akan menimbulkan cost untuk membayarkan komisi kepada agen, jumlahnya tergantung perusahaan dan produk yang dijual, bisa 5%, 10% bahkan bisa sampai 35% dari premi tahunan yang dibayarkan.
Supaya gak dongkol, mungkin ada beberapa ilustrasi, registered financial planner di negara-negara maju, mereka dibayar mahal, buat bantuin merangkai masa depan nasabah dan kehidupan finansial nasabah sehari-hari, dia bantu rancang bagaimana mengalokasikan pendapatan nasabah supaya produktif dan tepat guna.
Agen asuransi itu financial planner, mereka dididik dan dilatih sama perusahaan asuransi supaya bisa merancang "masa depan" nasabah mereka, lo gak akan pernah tau betapa berjasanya mereka sampai lo terima klaim dari perusahaan mereka, dan di saat itulah lo akan merasakan manfaatnya.
Lumrah kan?, memberikan ucapan terima kasih dan penghargaan di awal dalam bentuk komisi kepada mereka yang udah bantu lo sadar masa depan? Gue jamin, nilai komisi yang dibayarin ke agen, gak akan pernah lebih besar daripada benefit yang lo akan terima kalau punya asuransi.
2. Agen asuransi cuma bisanya jualan doang, giliran kita butuh, susah dihubungi.
Please deh ah, agen asuransi juga manusia, mereka mungkin lagi pipis di WC saat lo telpon, atau lagi masak buat anak-anaknya, atau lagi bantu orang lain juga untuk dapat coverage asuransi seperti yang lo punya.
Untuk ini saran gue gini, kan mereka jualan produk asuransi dari perusahaan yang ada domisilinya, apa sih susahnya cari di website untuk cari telepon perusahaan asuransi, perusahaan asuransi menyediakan customer service yang siap membantu nasabah untuk segala macam hal yang berhubungan kepada polis asuransi yang nasabah punya.
Jadi selama lo masih punya kaki, dan punya pulsa untuk nelpon, hubungi aja perusahaan asuransi, kalau masalahnya untuk polis lo, pasti selesai lah, ke Bank aja bisa kan?, coba gue tanya?, mana ada orang bank yang nyamperin lo ke rumah untuk lo nabung kecuali lo punya duit milyaran?
3. Agen asuransi resek!, nelponin mulu.
Agen asuransi rese itu gue jamin pangkalnya adalah gemes sama lo karena gak mau ngerti banget pentingnya punya asuransi, atau lo ngeles melulu, atau pura-pura gak kenal, atau sebenarnya lo lagi ragu-ragu.
Agen asuransi itu gak akan rese kalau lo mau dengerin mereka cerita, dan lo pun menceritakan keadaan lo, percaya deh, di setiap perbincangan lo sama agen, mereka lagi menganalisa, apakah lo bener-bener butuh asuransi.
Kalau ujung-ujungnya emang bener lo gak ada budget untuk beli asuransi, atau lo udah merasa punya cukup asuransi, atau lo udah kebanyakan punya polisnya, ya kasih tau aja keadaan itu yang sebenarnya. Mereka gak akan rese lagi lah, paling mereka akan minta izin untuk bisa hubungi lo lagi di lain waktu.
4. Agen asuransi suka bawa kabur duit orang.
Berapa persen sih agen asuransi yang begitu, agen asuransi yang kayak begitu sih kalau lagi apes aja ketemu yang begituan, bukankah di jalanan copet juga ada ?, cuma dengan 1-2 kejadian terus jadi bahan perbicaraan dimana-mana menyebar dan kelihatannya jadi separuh agen asuransi itu suka bawa kabur duit premi orang.
Bener, ada begitu, tapi pelajaran dari kasus kayak gitu, gue sebagai orang back office perusahaan asuransi, sangat yakin, tidak ada perusahaan asuransi yang ikhlas membiarkan nasabah nitipin duitnya ke agen asuransi, demi mencegah orang gelap mata.
Setiap perusahaan asuransi punya account bank yang tidak cuma 1, biasanya mereka menyediakan 2-3 account untuk kita bisa transfer uang premi kita, jadi tahap pertama setelah lo udah deal untuk beli sebuah kontrak asuransi, tanya account bank perusahaan asuransi, kalau lo ditawarin untuk nitip aja sama itu agen, bilang... lo akan transfer aja langsung. Beres kan ?
Berikutnya, untuk mencegah lo nitip2 lagi atau telat bayar gara2 agen asuransi lo ribet, pilih aja autodebet, bisa kartu kredit atau bisa debet rekening, aman dan pasti, agen lo pasti akan dengan senang hati nerangin caranya.
5. Agen asuransi bikin gue salah beli produk.
Yailah, ngapain lo beli?, lo gak akan terpaksalah beli produk asuransi, wong semua duit lo juga, lo kan gak lagi dirampok.
Gw yakin, 90% orang yang merasa salah beli produk asuransi adalah karena males dengerin agen ngomong dan males mikir. 
Saat agen nawarin lo produk asuransi, disitulah lo mendadak harus pinter, karena ini menyangkut masa depan yang lo rangkai berdasarkan bantuan dari agen asuransi. Sebelum memutuskan untuk membeli sebuah produk asuransi ada baiknya lo tanya ke orang lain, atau lo bisa telpon perusahaan asuransinya atau lo browsing untuk melihat apakah produk yang ditawarkan itu yang benar-benar lo butuhkan.

Kadang (bukan berarti selalu ya) stigma negatif agen asuransi ternyata berasal dari diri kita sendiri punya kelakuan, kita lah yang menutup rapat-rapat kesempatan mereka untuk membantu kehidupan kita.
Tidak semua agen asuransi melihat calon nasabahnya sebagai uang-uang yang berjalan, sebagian mereka memang benar-benar tulus mau membantu orang untuk punya masa depan dan proteksi finansial yang baik, karena mereka sudah lebih dulu mengetahui apa yang mungkin belum kita ketahui, mungkin sebagian mereka pernah ikut mengantar uang klaim ke seorang janda yang ditinggal suami pencari uang satu-satunya, mungkin sebagian mereka, pernah ikut mengantar dokumen klaim ke rumah sakit tempat nasabah mereka dirawat karena koma, Kita belum tahu.
Mari buka sedikit pintu kita untuk agen asuransi, mereka pun orang biasa, ada yang cerewet, ada yang rese, ada yang lemes, ada yang terlalu semangat, tapi diluar itu, produk yang mereka jual, pasti ada manfaatnya untuk kita semua.
Let's open our heart a bit more, for a better tomorrow.
*disclaimer: Tulisan ini merupakan opini pribadi dan tidak mewakili institusi apapun

0 Comment: